UPIL TELINGA
Assalamu'alaikum
Yihaw! Kembali lagi bersama Sakina disini~
Jadi mau cerita sedikit, di hari Minggu pagi kemarin, seperti biasa sakina menyempatkan untuk melakukan observasi khitan di salah satu klinik di kota Bandung
Namun, untuk kali ini, yang akan saya ceritakan bukan mengenai khitannya, tetapi mengenai UPIL TELINGA
Kenapaaaa?
Karna setelah selesai observasi khitan, saya memberikan asistensi untuk prosedur pembersihan telinga~
--
Awalnya, adeknya yg di khitan
Lalu orang tuanya nanya ke dr yg mengajari saya, "dok, disini bisa bantu untuk bersihin kotoran telinga ga? ini kakaknya harus dibersihin kotoran telinganya", "oh iya bisa pak"
O = orang tua
K = anaknya
O : ka, yuk dibersihin dulu upil telinganya mau ga? biar ga pusing lagi
K : ...... (sambil diem natap bapaknya)
O : ya udah yuk.
dibawalah ananknya ke ruangan pemeriksaan
dan pas dilihat..
jengjeeeeng telinga kanan dan kirinya ada kotoran yang melekat, a.k.a upil telinga kalo kata keluarga pasien ma
singkat cerita, prosedur pun selesai dilakukan
dan pas diakhir setelah pasien keluar ruangan, saya nanya ke drnya, "dok, kalo yg irigasi, dipakenya pas kapan ya?" lalu drnya malah nanya ke saya, "tau ga bedanya indikasi harus pake irigasi sama yg tadi dilakuin?"
dan sakina pun hanya geleng-geleng "punteun dok, saya gak tau"
"baca lagi ya"
"he, baik dok" *malah dibalikin -_-
--
Nah, jadi karna harus tahu, ini saya dapet sumber yang bagus dari http://rsa.ugm.ac.id/ dengan pembahasan yg diberikan oleh dr. Mahatma Sotya Bawono Sp.THT-KL, M.Sc
Yihaw! Kembali lagi bersama Sakina disini~
Jadi mau cerita sedikit, di hari Minggu pagi kemarin, seperti biasa sakina menyempatkan untuk melakukan observasi khitan di salah satu klinik di kota Bandung
Namun, untuk kali ini, yang akan saya ceritakan bukan mengenai khitannya, tetapi mengenai UPIL TELINGA
Kenapaaaa?
Karna setelah selesai observasi khitan, saya memberikan asistensi untuk prosedur pembersihan telinga~
--
Awalnya, adeknya yg di khitan
Lalu orang tuanya nanya ke dr yg mengajari saya, "dok, disini bisa bantu untuk bersihin kotoran telinga ga? ini kakaknya harus dibersihin kotoran telinganya", "oh iya bisa pak"
O = orang tua
K = anaknya
O : ka, yuk dibersihin dulu upil telinganya mau ga? biar ga pusing lagi
K : ...... (sambil diem natap bapaknya)
O : ya udah yuk.
dibawalah ananknya ke ruangan pemeriksaan
dan pas dilihat..
jengjeeeeng telinga kanan dan kirinya ada kotoran yang melekat, a.k.a upil telinga kalo kata keluarga pasien ma
singkat cerita, prosedur pun selesai dilakukan
dan pas diakhir setelah pasien keluar ruangan, saya nanya ke drnya, "dok, kalo yg irigasi, dipakenya pas kapan ya?" lalu drnya malah nanya ke saya, "tau ga bedanya indikasi harus pake irigasi sama yg tadi dilakuin?"
dan sakina pun hanya geleng-geleng "punteun dok, saya gak tau"
"baca lagi ya"
"he, baik dok" *malah dibalikin -_-
--
Nah, jadi karna harus tahu, ini saya dapet sumber yang bagus dari http://rsa.ugm.ac.id/ dengan pembahasan yg diberikan oleh dr. Mahatma Sotya Bawono Sp.THT-KL, M.Sc
Gangguan telinga akibat sumbatan kotoran telinga atau impaksi serumen merupakan gangguan pendengaran yang sering muncul pada segala usia, baik anak-anak, dewasa, maupun lansia.
MENGAPA BISA TERJADI ?
Proses pembentukan serumen sendiri pada dasarnya merupakan proses fisiologis yang merupakan produk dari kelenjar seruminosa yang terdapat pada liang telinga. Materi yang terdapat pada serumen itu sendiri merupakan campuran dari material sebaseus dan hasil sekresi apokrin dari glandula seruminosa yang berkombinasi dengan epitel deskuamasi dan rambut.
EMANG KALO ADA KOTORAN KENAPA?
Dalam kondisi tertentu, serumen dapat menimbulkan penyumbatan liang telinga yang dapat berujung pada gangguan pendengaran atau dapat juga disebut impaksi serumen/serumen obturans. Penyumbatan semacam ini terkadang dapat pula menimbulkan rasa tertekan di telinga, penurunan ambang dengar, hingga rasa berdenging. Penurunan ambang dengar pada kasus impaksi serumen disebabkan karena getaran suara tidak dapat mencapai gendang telinga akibat sumbatan serumen tersebut.
HMMM TAPI ADA GA SIH HAL-HAL YG MEMICU PEMBENTUKKAN KOTORAN TELINGA?
Pembentukan serumen ini sendiri sangat bervariasi pada tiap individu baik dari segi jumlah maupun komposisi materinya. Faktor yang dapat berpengaruh antara lain anatomi liang telinga, jumlah kelenjar yang sangat bervariasi pada tiap individu, hingga faktor kebiasaan mengorek liang telinga yang beresiko menyebabkan terdorongnya kotoran ke dalam liang.
TAHU BENERAN ITU KOTORAN TELINGA ATAU BUKAN GIMANA?
Penegakan diagnosis pada kasus impaksi serumen biasanya cukup dengan otoskopi (penilaian kondisi telinga luar dengan alat otoskop ) dimana pada pemeriksaan ini dapat dilihat keberadaan serumen didalam liang telinga yang menyumbat sehingga gendang telinga sulit diamati. Terkadang dapat dilakukan tes penala untuk menilai jenis gangguan pendengaran yang dialami oleh penderita.
JADI HARUS APA DOONG?
Tata laksana pada kasus tersebut bervariasi tergantung dari jenis sumbatan, lokasi sumbatan dan anatomi liang telinga penderita itu sendiri. Terdapat beberapa teknik pengambilan serumen yang sering dilakukan oleh dokter spesialis THT seperti :
- Evakuasi dengan pengait serumen (cerumen hook) atau sendok serumen (cerumen spoon). Biasanya dilakukan pada jenis serumen yang keras
- Evakuasi dengan teknik Irigasi. Biasanya dilakukan pada cerumen yang dalam dan lunak atau cerumen yang menempel pada gendang telinga
- Evakuasi dengan alat penghisap (suction) yang dihubungkan dengan kanul logam. Dapat dilakukan pada kondisi cerumen yang lunak
- Evakuasi cerumen dengan penggunaan tetes pelunak terlebih dahulu. Dapat dilakukan pada kasus serumen yang sangat keras dan sulit dilkeluarkan dengan pengait ataupun sendok serumen.
Secara alamiah, telinga manusia memiliki kemampuan untuk mengeluarkan kotorannya sendiri melalui mekanisme garakan mengunyah dan menelan dan arah pertumbuhan kulit, sehingga tidak perlu terlalu sering memanipulasi dan membersihkan telinga.
---
Sekian :D



Comments
Post a Comment